Jom Sertai Keluang Man Fun Run yang akan berlangsung pada 18 Mei 2025 dan berlari bersama Borhan! 
HOLLYWOOD

Benarkah Netflix "Membunuh" Bioskop?

Gempak ID 26/03/2019 | 01:30 MYT

Netflix kini terus membuktikan kiprahnya sebagai layanan online streaming yang tak pernah berhenti menyediakan konten-konten original dengan kualitas tinggi. Pada ajang penghargaan 91st Academy Awards Februari kemarin, film Roma yang diproduksi sebagai Netflix Originals berhasil merebut segudang piala penting termasuk di antaranya Best Foreign Film, Best Directing, dan Best Cinematography.

Selain Roma, banyak film Netflix Originals lain yang mendapat penilaian baik dari festival maupun para kritikus film. Film-film tersebut antara lain The Ballad of Buster Scruggs, Mudbound, dan Okja. Bahkan, Netflix melanjutkan kembali produksi karya sang legenda sinema Orson Welles yang sempat tertunda, yaitu The Other Side of The Wind.

Namun, banyak juga yang berpendapat bahwa audience habit yang dibentuk oleh layanan online streaming seperti Netflix akan mematikan budaya menonton film di bioskop. Bahkan, beberapa sutradara film ternama seperti Christopher Nolan (Inception, The Dark Knight) dan Steven Spielberg (Jurassic Park, Ready Player One) menyetujui hal ini.

“Menurut saya, investasi Netflix kepada para pembuat film dan proyek-proyek menarik lainnya akan lebih mengagumkan jika itu tidak digunakan sebagai hal-hal yang akan berpengaruh terhadap penutupan bioskop,” ucap Christopher Nolan dalam interviewnya dengan Indiewire pada 19 Juli 2017.

Nolan berpendapat bahwa semua film yang diproduksi haruslah diputar di bioskop terlebih dahulu minimal selama 3 bulan sebelum masuk layanan streaming.

“Netflix terlihat sangat enggan untuk mendukung bioskop, dan itu adalah hal yang aneh. Mereka memiliki kebijakan tidak masuk akal, yang mana film yang mereka produksi harus langsung tayang streaming di kanal mereka. Hal ini jelas tidak menguntungkan industri. Saya pikir mereka kehilangan peluang besar untuk tidak ikut andil dalam permainan bioskop," ia menambahkan pembicaraan.

Banyak kontroversi

Sejak Netflix mulai merilis film-film Originals mereka sendiri, sudah banyak kontroversi yang muncul dari berbagai pihak soal kelayakan film-film tersebut dalam mendapatkan nominasi penghargaan dari berbagai ajang, terutama Oscar. Hal ini dikarenakan kebijakan Netflix yang hanya memberikan lisensi bagi beberapa film tertentu seperti Roma dan Mudbound ditayangkan di bioskop tertentu secara terbatas dalam waktu lima hari.

Saat diwawancarai Variety, Steven Spielberg berpendapat, “Saya tidak percaya film-film yang hanya diberikan lisensi untuk diputar di beberapa bioskop selama kurang dari seminggu memenuhi kelayakan untuk menjadi nominasi Oscars.”

Sementara itu, Ketua Asosiasi Pemilik Bioskop Nasional di Amerika Serikat (NATO) John Fithian, menyangkal bahwa penjualan Netflix memberikan pengaruh negatif pada jumlah penonton bioskop.

Saat diwawancarai The Washington Post, Fithian menyatakan hasil risetnya malah menunjukkan hal yang baik. Riset yang dilakukan oleh NATO ini melibatkan 2.500 responden pada bulan November, yang mana 80% diantaranya menonton setidaknya satu film di bioskop selama setahun terakhir.

“Jumlah penonton di bioskop dan konsumsi streaming memiliki korelasi positif. Mereka yang menonton film di bioskop lebih sering juga cenderung mengkonsumsi konten streaming lebih banyak. Riset kami menemukan bahwa 57 persen responden yang menonton setidaknya 15 jam online streaming service setiap minggunya juga pergi ke bioskop setidaknya enam kali setiap tahun.” ungkap Fithian.

Teorinya, banyaknya pilihan online streaming service di rumah malah membuat para penggemar film terinspirasi untuk pergi ke bioskop. Bagaimana menurut kamu sendiri? Apakah benar kebijakan Netflix merilis film Originals dengan kualitas tinggi ini membunuh industri bioskop?

Kredit Foto: TechRadar, Mybroadband, Wikipedia
Oleh: Tommy Pranama

#Netflix #Bioskop #Film