Tidak Sekadar Apresiasi, Dian Sastrowardoyo Rencana Kirim Makanan Takjir Buat Para Petugas Kepolisian Demo 22 Mei
Gempak ID
23/05/2019 06:16 MYT
23/05/2019 06:16 MYT
Kericuhan yang sempat terjadi lantaran Demo 22 Mei oleh para anarkis turut menyita perhatian aktris Dian Sastrowardoyo.
Menerusi unggahannya pada Kamis (23/5/2019) dengan caption yang cukup panjang, Dian Sastro berbagi pengalaman mengenang peristiwa kericuhan seumpamanya yang pernah terjadi di bulan Mei tahun 1998.
Dirinya memulakan dengan mengatakan sebagai generasi 90an, akan selalu ingat Peristiwa mencekam Mei 1998.
"Saat itu saya duduk di kelas 1 SMA di Tarakanita 1 dan sekolah diliburkan 3 hari. Keadaannya tidak berbeda jauh dengan kekisruhan hari ini, ketika sebagian besar kantor dan sekolah diliburkan. Tuntutan rakyat dan mahasiswa pada waktu itu adalah memaksa Suharto turun setelah 32 tahun berkuasa. People power berhasil, reformasi dan demokrasi tumbuh meskipun dengan segala tantangannya," tulisnya.
Hasil reformasi itu, kenang Dian Sastro, Indonesia melahirkan lembaga2 check and balances yang memastikan good governance berjalan baik sehingga berhasil membuat KPK, KPU, Bawaslu, menghapus dwifungsi ABRI, reformasi Polri, melaksanakan pemilu secara langsung, serta memberi jaminan lebih baik atas kebebasan ekspresi dan berpendapat yang pada rezim Orba selalu diberangus dan itu menghambat kemajuan dunia kreatif yang ditekuninya.
"Sebagai perempuan dan seorang Ibu, saya sadar masih banyak kemajuan yang harus kita kejar bersama sebagai sebuah bangsa. Kemajuan itu tidak selalu linear, tapi percayalah every baby steps count. Dan sebagai seorang perempuan, saya akan selamanya menolak jalan kekerasan.
"Oleh karena itu ijinkan saya memberi apresiasi yang setingginya utk pemilu kita yang baru saja usai. Terimakasih utk KPU dan Bawaslu, juga segenap jajaran Polri dan TNI yg telah sekuat tenaga menjaga rakyat Indonesia dari kekacauan.
Diatas kekuasaan, selalu ada yang lebih tinggi daripada itu semua. Yaitu persatuan kita," akhirinya dengan tagar #KamiBersamaTNIdanPolri #PrayForIndonesiaDemocracy #TidakAtasNamaSaya.
Seiring dengan apreasiasi tersebut, wanita itu melalui postingan Instagram Storynya berhasrat untuk membagikan makanan kepada TNI-Polri.
Kepada followersnya dia mencari jalan dan solusi untuk bisa sampai menyalurkan takjil untuk berbuka dan makanan sahur dan setelah memperoleh informasinya, Dian Satro berbagi semula di akun Instagramnya supaya ia dapat dilakukan oleh orang lain yang juga punya niat yang sama.
Instagram: @therealdisastr
Oleh: Maliah Surip
Menerusi unggahannya pada Kamis (23/5/2019) dengan caption yang cukup panjang, Dian Sastro berbagi pengalaman mengenang peristiwa kericuhan seumpamanya yang pernah terjadi di bulan Mei tahun 1998.
Dirinya memulakan dengan mengatakan sebagai generasi 90an, akan selalu ingat Peristiwa mencekam Mei 1998.
"Saat itu saya duduk di kelas 1 SMA di Tarakanita 1 dan sekolah diliburkan 3 hari. Keadaannya tidak berbeda jauh dengan kekisruhan hari ini, ketika sebagian besar kantor dan sekolah diliburkan. Tuntutan rakyat dan mahasiswa pada waktu itu adalah memaksa Suharto turun setelah 32 tahun berkuasa. People power berhasil, reformasi dan demokrasi tumbuh meskipun dengan segala tantangannya," tulisnya.
Hasil reformasi itu, kenang Dian Sastro, Indonesia melahirkan lembaga2 check and balances yang memastikan good governance berjalan baik sehingga berhasil membuat KPK, KPU, Bawaslu, menghapus dwifungsi ABRI, reformasi Polri, melaksanakan pemilu secara langsung, serta memberi jaminan lebih baik atas kebebasan ekspresi dan berpendapat yang pada rezim Orba selalu diberangus dan itu menghambat kemajuan dunia kreatif yang ditekuninya.
"Sebagai perempuan dan seorang Ibu, saya sadar masih banyak kemajuan yang harus kita kejar bersama sebagai sebuah bangsa. Kemajuan itu tidak selalu linear, tapi percayalah every baby steps count. Dan sebagai seorang perempuan, saya akan selamanya menolak jalan kekerasan.
"Oleh karena itu ijinkan saya memberi apresiasi yang setingginya utk pemilu kita yang baru saja usai. Terimakasih utk KPU dan Bawaslu, juga segenap jajaran Polri dan TNI yg telah sekuat tenaga menjaga rakyat Indonesia dari kekacauan.
Diatas kekuasaan, selalu ada yang lebih tinggi daripada itu semua. Yaitu persatuan kita," akhirinya dengan tagar #KamiBersamaTNIdanPolri #PrayForIndonesiaDemocracy #TidakAtasNamaSaya.
Seiring dengan apreasiasi tersebut, wanita itu melalui postingan Instagram Storynya berhasrat untuk membagikan makanan kepada TNI-Polri.
Kepada followersnya dia mencari jalan dan solusi untuk bisa sampai menyalurkan takjil untuk berbuka dan makanan sahur dan setelah memperoleh informasinya, Dian Satro berbagi semula di akun Instagramnya supaya ia dapat dilakukan oleh orang lain yang juga punya niat yang sama.
Instagram: @therealdisastr
Oleh: Maliah Surip