Film Joker yang akan rilis dalam hitungan waktu mendapatkan protes yang pertamanya. Kelak ia tidak akan diputarkan di dua bioskop di Aurora, Colorado, Amerika Serikat lantaran korban penembakan Aurora pada tahun 2012 silam menuntut bantahan itu kepada Warner Bros.

Insiden berdarah yang berlaku pada 20 Juli 2012 itu membuat 12 orang tewas dan 70 orang terluka setelah James Holmes dengan mengenakan baju besi di tubuhnya dan membawa beberapa senjata, meneror teater Aurora Cinemark yang tengah memutar film Batman: The Dark Night Rises.

Hal itu membuat keluarga korban merasa pemutaran film Joker dapat memancing seseorang melakukan penembakan sekali lagi di tempat sama. Selain daripada itu film tersebut sendiri telah mendapatkan rating R karena kekerasannya yang realistis.

Lantas mereka. menulis surat dan memberikannya kepada Warna Bros agar film yang diangkat di ajang Festival Film Venesia itu tidak diputarkan di bioskop di Aurora.

"Kami menyeru Warna Bros untuk paham dan memiliki tanggungjawab sosial untuk menjaga keamanan kami semua," tulis surat yang dihantar kepada rumah produksi itu seperti yang dilansir dari Hollywood Reporter.

Bioskop yang tidak akan memutarkan film karya Todd Phillips itu buat setakat ini adalah bioskop XD yakni tempat penembakan terjadi yang sedang direnovasi dan Century Aurora.

Pihak Warner Bros pula lewat pernyataannya mengatakan bahwa mereka cukup bertanggungjawab dan menolak kekerasn senjata di masyarakat.

"Perusahaan kami memiliki sejarah panjang dalam memberikan donasi kepada para korban kekerasan, termasuk Aurora.

"Pada saat sama kami di Warner Bros percaya bahwa salah satu fungsi dari film adalah sebagai wadah diskusi tentang masalah masalah kompleks," kata isi surat itu yang juga mengaku bersimpati dengan semua korban dan keluarga yang terkena dampak tragedi tersebut.

Joker dijadwal rilis di bioskop Amerika Serikat pada 4 Oktober mendatang.

Kredit Foto: BBC

Oleh: Maliah Surip