Film pendek Tilik kini menjadi viral dan buah mulut kembali setelah pertama kali dirilis pada tahun 2018 silam.

Tilik yang kemudian dirilis semula sejak 17 Agustus 2020 ternyata meraih sukses luar biasa.

Hanya dalam delapan hari, film yang disutraradai Wahyu Agung Prasetyo ini telah ditonton hingga 12.341.278 kali dan terus bertambah serta menjadi film garapan Ravacana Films yang paling banyak ditonton.

Dikutip dari CNNIndonesia, Wahyu sebelumnya mengatakan kepada CNNIndonesia.com bahwa ia dan timnya tak pernah menyangka film pendek mereka bisa viral seperti saat ini.

"Ini film yang keenam. Belum pernah sampai segini, yang sebelum ini ada judulnya Anak Lanang, cukup banyak yang nonton. Tapi kalau dibandingkan ini belum [banyak yang menonton], mungkin karena momentumnya juga," kata Wahyu, beberapa waktu lalu.

Ia menilai bahwa Tilik bisa viral karena mengandung cerita yang berhubungan dengan kehidupan orang-orang yang membahas film ini.



Film ini mengisahkan rombongan ibu-ibu yang menempuh perjalanan dengan truk untuk menjenguk Ibu Lurah di rumah sakit. Dalam bahasa Jawa tilik berarti menjenguk orang sakit.

Sepanjang perjalanan, Bu Tejo (Siti Fauziah) menjadi orang yang paling banyak berbicara. Ia kerap membicarakan seorang perempuan muda bernama Dian, kembang desa di tempat mereka berasal.

Tanpa memastikan informasi yang valid, Bu Tejo membahas berbagai hal tentang Dian. Bahkan ia curiga Dian yang masih melajang adalah perempuan 'nakal' karena satu dan lain hal dari kejadian yang ia saksikan.

Ibu-ibu lain terpancing membicarakan Dian lebih dalam, atau dengan kata lain bergosip. Spekulasi yang mereka dengar terus dikembangkan hingga Dian terasa seperti sosok negatif.

"Kita juga bangga ya film kita bisa jadi bahan diskusi di banyak kalangan. Film pendek jadi banyak dikenal. Semoga film pendek lain ketularan dan muncul film pendek lainnya," kata Wahyu

Selain viral sebagai film pendek, karakter bernama Bu Tejo dalam film ini juga viral. Netizen kerap membicarakan kelakuan Bu Tejo yang julid dan cenderung angkuh.

"Sebenarnya karakter ini sudah muncul sejak penulis bikin naskah draft pertama. Saya sebagai sutradara ada director treatment. Memang sosok karakter yang ada di film ini selalu mengiringi kehidupan saya dari kecil sampai sekarang," kata Wahyu.

Selain pujian, film yang diproduksi Ravacana Films ini juga menuai kritik. Salah satunya dinilai tidak mendidik karena menampilkan gosip dan mengklarifikasi informasi yang belum tentu benar.

Wahyu dan tim tidak ambil pusing atas ke titik tersebut. Menurutnya pendapat apa pun dari penonton justru membuat mereka akan membuat film lebih baik pada masa mendatang.

Tilik sebelumnya pernah diangkat di Film Pendek Terpilih Piala Maya 2018. Selain itu film ini juga menjadi Official Selection Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF) 2018 dan Official Selection World Cinema Amsterdam 2019.



Sumber: CNNIndonesia