Laman Utama
Terbit Novel Kisah Ditangkap Dadah, Nia Ramadhani Dedah Habiskan 2 Bulan Menangis, Kutuk Diri Sendiri
Umum mengetahui selebriti Indonesia, Nia Ramadhani sempat ditangkap atas kesalahan penggunaan dadah pada tahun lalu.
Dirinya tidak bersendirian, tetapi ditangkap bersama pemandu dan juga suaminya, Ardi Bakrie.
Natijah dari kesalahan itu, pasangan suami isteri tersebut telah dijatuhi hukuman 10 bulan tinggal di rumah pemulihan akhlak.
Meski media sudah sering melaporkan kisahnya dan Nia juga berbagi sedikit pengalaman hitamnya itu, kini ibu tiga anak itu menerbitkan novel dengan judul Cerita Ade.
Cerita Ade adalah novel yang terisi dengan pengalaman hidup Nia sejak kecil sehingga melalui jatuh bangun kehidupan termasuk sewaktu ditangkap kerana dadah.
Salah satu hal yang didedahkan Nia adalah dia tidak boleh berhenti menyalahkan dirinya sendiri atas perlakuan tak elok itu. Malah katanya, daripada 10 bulan, dia menghabiskan selama 2 bulan hanya dengan menangis dan mengutuk perbuatan diri.
"Saya di sana selama 10 bulan. Tapi, saya mengambil masa sehingga dua setengah bulan hanya untuk menangis dan mengutuk diri sendiri.
“Walaupun sukar, saya tetap harus melewatinya,” akui Nia seperti dilaporkan Liputan6.com.
Untuk diketahui, Ade sendiri adalah sapaan akrab Nia Ramadhani dalam lingkungan keluarganya. Cerita Ade sendiri mendapat sentuhan penulis Pidi Baiq yang berhasrat untuk menuangkan kisah Nia ke dalam bentuk filem.
"Ini perjalanan seorang tokoh Ade dari masa kecil sampai dengan besar, banyak pelajaran yang bisa diambil bukan hanya dari kebaikan tapi juga dari kesalahan yang dia lakukan, mungkin bisa kita pelajari," katanya lagi.
Nia berasa bahawa banyak pelajaran yang bisa dipetik dari masalah yang dihadapi, tak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga bagi masyarakat.
“Sepanjang menjalani proses pemulihan diri, saya telah mendapatkan hikmah yang sangat besar. Jadi mengapa tidak saya kongsikan pengalaman ini kepada semua,” jelas Nia.
Wanita itu juga mengatakan setelah kejadian hitam itu, dia sudah tidak lagi memberi perhatian terhadap dunia semata, sebaliknya lebih melihat kepada hikmah yang terjadi dalam setiap hal buruk yang berlaku.
"Setelah kejadian setahun lalu itu, keutamaan saya sudah tidak lagi untuk dunia, tapi untuk menyenangkan Tuhan. Kan Tuhan memberikan ujian bukan tanpa sebab, pasti ada maksud di balik itu. Mungkin saja di sini saya diberikan kesempatan oleh Allah untuk bisa memberikan hikmah ke orang lain," tambahnya.