Ahmad Dhani: Naik Lewat Musik, Jatuh Karena Politik
Nama Ahmad Dhani bukan sesuatu yang asing bagi telinga kebanyakan orang Indonesia, khususnya para pecinta musik yang lahir di era 90an. Kehadirannya sebagai penggawa dari Dewa 19, grup band terbesar Indonesia memberikan pengaruh yang amat besar bagi belantika musik nasional tidak hanya di masa kejayaannya, tapi juga di masa depan bahkan sampai sekarang.
Ahmad Dhani lahir di Surabaya pada 26 Mei 1972 dengan nama Dhani Ahmad Prasetyo. Ayahnya bernama Eddy Abdul Manaf bin Rusta Sastra Atmadja, berasal dari Garut, Jawa Barat.
Sukses bersama Dewa 19
Usaha mereka membuahkan hasil. Akibat kesuksesan album pertama, mereka pun kembali menelurkan album-album mahakarya lainnya seperti Format Masa Depan (1994), Terbaik Terbaik (1995), juga Pandawa Lima (1997).
Kesuksesan demi kesuksesan yang diraih membuat nama Ahmad Dhani sebagai seorang jenius di bidang musik meroket tinggi. Majalah MTV Trax edisi perdana tahun 2002 memasukkan Ahmad Dhani dalam jajaran 25 Musisi/Grup Paling Berpengaruh dalam Musik Indonesia. Terlebih lagi, majalah Rolling Stone juga menempatkannya ke dalam daftar The Immortals: 25 Artis Indonesia Terbesar Sepanjang Masa.
Ketenarannya ini membuat Dhani sering tampil sebagai juri di program-program pencarian bakat populer di televisi, seperti Indonesian Idol, X-Factor, Rising Star Indonesia, dan lain-lain. Terlebih, ia membentuk sebuah manajemen artis dengan tajuk Republik Cinta Manajemen (RCM) yang mengangkat banyak musisi berbakat yang sebelumnya tidak pernah diketahui publik seperti The Virgin, Mulan Jameela, T.R.I.A.D, dan banyak lagi.
Walaupun begitu, jalan yang harus dilaluinya demi meraih kesuksesan tersebut bukanlah jalan yang mulus. Ahmad Dhani pernah mengalami konflik dengan organisasi Front Pembela Islam (FPI) yang waktu itu diketuai oleh Rizieq Shihab.
Kontroversi juga timbul saat putra ketiganya yang kala itu berusia 13 tahun, Abdul Qodir Jaelani alias Dul, mengalami kecelakaan mobil di Tol Jagorawi pada 8 September 2013 dan mengakibatkan 7 orang korban tewas.
Pil pahit dunia politik
Merambah dunia politik bukannya memberikan kemulusan jalan bagi Ahmad Dhani, namun malah membuat kariernya semakin terpuruk. Aktif menyuarakan dukungannya terhadap pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto - Hatta Rajasa saat Pemilu 2014, namanya juga sempat digaungkan dalam bursa Pilgub DKI Jakarta 2017 meskipun pada akhirnya pencalonannya batal karena tidak ada partai yang mau mengusungnya.
Namun, langkah Dhani merebut kursi pemerintahan tidak berhenti di situ. Dhani akhirnya maju ke Pilkada Kabupaten Bekasi 2017 sebagai calon wakil bupati berpasangan dengan Sa'duddin yang diusung PKS, Gerindra, dan Partai Demokrat. Malah, Dhani akhirnya mengambil pihak yang sama dengan FPI yang hampir mempidanakan dirinya dulu.
Sayangnya, ia kembali harus menelan pil pahit. Bukan hanya kalah dalam Pilkada Kabupaten Bekasi 2017, ia juga terkena vonis penjara 1,5 tahun karena ujaran kebencian yang dia utarakan di Twitter selama periode kampanye Pilgub DKI Jakarta 2017 kemarin dan Pilpres 2019 ini.
Iya, namanya tercemar di kalangan publik, namun tidak dipungkiri masih tetap dikenang sebagai yang paling berpengaruh di industri musik Indonesia. Itulah Ahmad Dhani, tokoh dengan segudang bakat hebat, namun juga penuh kontroversi.