Musik
Ahmad Dhani: Naik Lewat Musik, Jatuh Karena Politik
Nama Ahmad Dhani bukan sesuatu yang asing bagi telinga kebanyakan orang Indonesia, khususnya para pecinta musik yang lahir di era 90an. Kehadirannya sebagai penggawa dari Dewa 19, grup band terbesar Indonesia memberikan pengaruh yang amat besar bagi belantika musik nasional tidak hanya di masa kejayaannya, tapi juga di masa depan bahkan sampai sekarang.
Ahmad Dhani lahir di Surabaya pada 26 Mei 1972 dengan nama Dhani Ahmad Prasetyo. Ayahnya bernama Eddy Abdul Manaf bin Rusta Sastra Atmadja, berasal dari Garut, Jawa Barat.
Ibunya, Joyce Theresia Pamela Kohler, adalah wanita dengan keturunan Jerman. Bakat serta motivasi Ahmad Dhani bermain musik datang dari kakak tiri Dhani, Dadang S. Manaf.
Bersama tiga kerabat kecilnya di SMP Negeri 6 Surabaya, yakni Andra Junaidi Ramadhan, Erwin Prasetya, dan Wawan Juniarso, Ahmad Dhani membentuk band bernama Dewa 19.
Mereka mulai merintis karier di kancah musik Indonesia saat Ari Lasso bergabung belakangan dengan mereka. Dhani dan kawan-kawan merantau ke Jakarta pada 1991 dan mempersembahkan album perdana mereka bertajuk Dewa 19 pada 1992 ke pasar musik Indonesia.
Sukses bersama Dewa 19
Usaha mereka membuahkan hasil. Akibat kesuksesan album pertama, mereka pun kembali menelurkan album-album mahakarya lainnya seperti Format Masa Depan (1994), Terbaik Terbaik (1995), juga Pandawa Lima (1997).
Tersandungnya sang vokalis Ari Lasso pada kasus narkoba tidak membuat Dewa 19 gentar. Dhani merekrut Elfonda Mekel alias Once untuk bergabung dan mereka pun mengubah nama mereka menjadi Dewa.
Lewat susunan personil baru ini, dirilislah album-album yang semuanya meledak dan berpengaruh besar di belantika musik Indonesia yaitu Bintang Lima (2000), Cintailah Cinta (2002), Atas Nama Cinta I & II (2004), Laskar Cinta (2004), Republik Cinta (2006), dan Kerajaan Cinta (2007).
Kesuksesan demi kesuksesan yang diraih membuat nama Ahmad Dhani sebagai seorang jenius di bidang musik meroket tinggi. Majalah MTV Trax edisi perdana tahun 2002 memasukkan Ahmad Dhani dalam jajaran 25 Musisi/Grup Paling Berpengaruh dalam Musik Indonesia. Terlebih lagi, majalah Rolling Stone juga menempatkannya ke dalam daftar The Immortals: 25 Artis Indonesia Terbesar Sepanjang Masa.
Ketenarannya ini membuat Dhani sering tampil sebagai juri di program-program pencarian bakat populer di televisi, seperti Indonesian Idol, X-Factor, Rising Star Indonesia, dan lain-lain. Terlebih, ia membentuk sebuah manajemen artis dengan tajuk Republik Cinta Manajemen (RCM) yang mengangkat banyak musisi berbakat yang sebelumnya tidak pernah diketahui publik seperti The Virgin, Mulan Jameela, T.R.I.A.D, dan banyak lagi.
Walaupun begitu, jalan yang harus dilaluinya demi meraih kesuksesan tersebut bukanlah jalan yang mulus. Ahmad Dhani pernah mengalami konflik dengan organisasi Front Pembela Islam (FPI) yang waktu itu diketuai oleh Rizieq Shihab.
Dhani dilaporkan ke Polda Metro Jaya pada 25 April 2005 karena dianggap telah mengomersialisasikan simbol-simbol Islam dengan memuat kaligrafi bertuliskan “Allah” di sampul album Laskar Cinta. Dhani dan Dewa 19 juga dituduh melecehkan Islam karena menginjak-injak karpet merah dengan lafaz “Allah” di sebuah pertunjukan musik yang ditayangkan di televisi.
Kontroversi juga timbul saat putra ketiganya yang kala itu berusia 13 tahun, Abdul Qodir Jaelani alias Dul, mengalami kecelakaan mobil di Tol Jagorawi pada 8 September 2013 dan mengakibatkan 7 orang korban tewas.
Tidak hanya itu, banyak juga kontroversi lain dalam kehidupan pribadinya, termasuk perceraiannya dengan Maia Estianty dan pernikahannya dengan Mulan Jameela yang pernah menjadi rekan duet mantan istrinya di Duo Ratu.
Pil pahit dunia politik
Merambah dunia politik bukannya memberikan kemulusan jalan bagi Ahmad Dhani, namun malah membuat kariernya semakin terpuruk. Aktif menyuarakan dukungannya terhadap pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto - Hatta Rajasa saat Pemilu 2014, namanya juga sempat digaungkan dalam bursa Pilgub DKI Jakarta 2017 meskipun pada akhirnya pencalonannya batal karena tidak ada partai yang mau mengusungnya.
Namun, langkah Dhani merebut kursi pemerintahan tidak berhenti di situ. Dhani akhirnya maju ke Pilkada Kabupaten Bekasi 2017 sebagai calon wakil bupati berpasangan dengan Sa'duddin yang diusung PKS, Gerindra, dan Partai Demokrat. Malah, Dhani akhirnya mengambil pihak yang sama dengan FPI yang hampir mempidanakan dirinya dulu.
Sayangnya, ia kembali harus menelan pil pahit. Bukan hanya kalah dalam Pilkada Kabupaten Bekasi 2017, ia juga terkena vonis penjara 1,5 tahun karena ujaran kebencian yang dia utarakan di Twitter selama periode kampanye Pilgub DKI Jakarta 2017 kemarin dan Pilpres 2019 ini.
Kini mendekam di Rutan Medaeng Sidoarjo, kabar terbaru tentang Dhani adalah Kuasa hukum Dhani, Hendarsam dan Ali Lubis mengajukan kasasi dalam agenda sidang terbaru pada Selasa (26/3/2019).
Status penahanan Dhani mahu dialihkan dari Pengadilan Tinggi ke Mahkamah Agung.
"Agenda hari ini adalah menyatakan kasasi terkait dengan adanya keputusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta yang membuat keputusan Ahmad Dhani bersalah dan ditahan dengan pemotongan masa tahanan. Hari ini kasasi, artinya status penahan Mas Dhani beralih ke Mahkamah Agung," jelas Hendarsam.
"Artinya, jika 3 hari ke depan Mahkamah Agung tidak menyatakan penahanan, Mas Dhani dengan sendirinya keluar dari penjara. Saat ini Dhani ditahan karena statusnya ditetapkan oleh pengadilan tinggi. Kalau kami sudah mengajukan kasasi, penahanan itu beralih ke Mahkamah Agung sesuai pasal 253 KUHP," ungkap Ali seperti yang dikutip dari Kapanlagi.com.
Itu berarti, Dhani bakal segera bebas atau mungkin juga akan terus ditahan di penjara.
Iya, namanya tercemar di kalangan publik, namun tidak dipungkiri masih tetap dikenang sebagai yang paling berpengaruh di industri musik Indonesia. Itulah Ahmad Dhani, tokoh dengan segudang bakat hebat, namun juga penuh kontroversi.
Sumber: Tirto.id, Tribunews.com
Instagram: De19wa
Kredit Foto: BBC
Oleh: Tommy Pranama
Must-Watch Video