Christine Hakim sangat senang ketika film yang ia bintanginya di tahun 1988 berjudul Tjoet Nja Dhien. ditayangkan diseluruh bioskop Indonesia sejak 20 Mei 2021 ini.

Aktris senior ini mengatakan bahwa film Tjoet Nja Dhien direstorasi ulang oleh Pemerintah Belanda bersama dengan sang sutradara, Eros Djarot yang menghabiskan biaya mencapai Miliaran Rupiah.

"Ini semua berkat Eros," kata Christine Hakim ketika ditemui di kawasan Jakarta, Kamis (20/5).

Selain itu, Christine membeberkan alasan Pemerintah Belanda mau merestorasi ulang film tersebut, dikarenakan punya dampak positif dan tidak menyudutkan pihaknya ketika melakukan penjajahan ke Indonesia.

"Ide restorasi ini datang dari pihak Belanda, pihak sana menyebut ini satu-satunya film tentang kolonialisme yang tidak menyudutkan kolonial," ucapnya.

Christine menyebut ia menjalani proses syuting di tahun 1980 dengan memerankan peran Tjoet Nja' Dhien. Ia mengaku tim produksi membutuhkan waktu tiga tahun menyelesaikan proses syuting film kolosal itu.

"Kita syuting tiga tahun itu nggak ada yang dibayar. Mas Slamet (Rahardjo), saya, yang lain, nggak ada yang dibayar. Bahkan kita nyari duit untuk bisa film ini selesai," jelasnya.

Walau tahu tidak dibayar, Christine menegaskan tak ada alasan untuk ia menolaknya. Justru ia merasa bodoh jika menolak tawaran dari Eros Djarot memerankan peran yang fenomenal itu.

"Karena gini, betapa bodohnya saya ini ada kesempatan untuk belajar, bukan hanya kesempatan tantangan sebagai seorang pemain saja tetapi sebagai seorang Indonesia, tapi kemudian saya tolak" katanya.

"Saya juga tahu saya ada darah Aceh, ada darah Padang ya, tadinya cuma mau bantu mas Eros aja modal keyakinan akan banyak sekali ilmu yang akan saya dapat," sambungnya.

Bahkan, diakui Christine, film Tjoet Nja Dhien memberikan nilai kehidupan besar yang dapat mempengaruhi pikirannya dalam hidup, khususnya percaya kepada Tuhan.

"Tapi melalui film ini saya justru semakin yakin pada Tuhan, pada nenek moyang," pungkasnya.

Eros Djarot mengungkapkan saat melangsungkan proses produksi, ia sama sekali tak terpikir akan menjadi sebuah keuntungan besar dikemudian hari. Sebab, ia melakukan dengan swadaya dan tidak membayar pemeran-pemerannya.

"Sangat apresiasi dan kalau enggak salah itu sampai 3M (rupiah) merestorasinya. Kita sih nggak dapet duit sama sekali tapi terima kasih sudah direstorasi supaya film seperti ini tidak hilang dan hasilnya bagus. Jadi ya merasa berterima kasih aja," tutup Eros Djarot.

Menurut informasi, film Tjoet Nja Dhien yang tayang di bioskop di tahun 1988 ini berhasil meraih delapan Piala Citra di Festival Film Indonesia pada 33 tahun silam, serta pernah ditayangkan di Festival Film Cannes, Perancis, pada 1989.

Oleh: Herco

Kredit Foto: Getty Images