Pandemi Corona yang tengah membikin parah seluruh dunia termasuk Indonesia ternyata banyak juga memberi inspirasi buat seniman seni.

Selain seniman seni dan musisi, salah satu yang ikut terinspirasi dek pandemi virus Corona atau Covid 19 ini adalah Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY.

Dibantu beberapa musisi, SBY sebagai pencipta merilis tembang berjudul Cahaya Dalam Kegelapan. Antara artis yang terlibat berkolaborasi dengannya adalah Tohpati yang mengisi aresemen, Ediwan sebagai produser eksekutif, Prabowo, serta Sutradara Ivan Bandhito. Sementara untuk penyanyi di antaranya diisi oleh Joy Tobing, Yuni Shara, serta Shandy Sandoro.

Figura itu memberi kabar ia memiliki lagu teranyar yang katanya sebagai simbol mewakili masyarakat luas dalam melawan krisis pandemi ini lewat unggahan di akun media sosial Instagram mendiang istri @aniyudhoyono.

"Krisis pandemi korona yang melanda dunia, termasuk negeri kita, telah menghadirkan kegamangan dan kecemasan dalam hidup kita. Duka dan kepedihan hati ada di mana-mana, ketika orang yang dicintainya dipanggil Sang Pencipta.

"Seperti duka dan kegelapan yang saya rasakan ketika kehilangan belahan jiwa beberapa saat yang lalu," kata SBY melalui media sosial instagram @aniyudhoyono pada Jumat (10/4/2020).

Menurut SBY, tembang yang diciptakan dengan judul Cahaya Dalam Kegelapan itu adalah lambang rasa semangat dan harapan bahwa akan ada hari esok yang cerah dan badai pasti berlalu.

"Lagu ini saya persembahkan kepada rakyat Indonesia tercinta, terutama yang tengah bergulat dan berjuang di garis depan ~ para pasien serta para dokter dan perawat. Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Penyayang, melindungi dan menyelamatkan para pejuang kemanusiaan, dan kita semua.

"Mari kita terus bersatu, berbagi dan berikhtiar bersama melawan Covid-19 ini. Dengan pertolongan Tuhan kita bisa. Indonesia Bisa. *SBY," tulisnya di kolum caption.

Lewat video yang diunggah berdurasi 6 menit 48 detik itu, Purnawiran Jenderal TNI itu mengungkapkan mereka merekam tembang berdurasi 4 menit 20 detik itu secara online.

Ia mengaku, tidak mudah untuk melakukannya. "Namun kita harus mematuhi dan menjalankan protokol anti korona," kata SBY.

Krisis pandemi korona yang melanda dunia, termasuk negeri kita, telah menghadirkan kegamangan dan kecemasan dalam hidup kita. Duka dan kepedihan hati ada di mana-mana, ketika orang yang dicintainya dipanggil Sang Pencipta. Seperti duka dan kegelapan yang saya rasakan ketika kehilangan belahan jiwa beberapa saat yang lalu. Melalui tembang yang saya ciptakan ini, “Cahaya Dalam Kegelapan”, saya ingin berbagi rasa, semangat dan harapan. Insya Allah, ada hari esok yang cerah. Badai pasti berlalu. Lagu ini saya persembahkan kepada rakyat Indonesia tercinta, terutama yang tengah bergulat dan berjuang di garis depan ~ para pasien serta para dokter dan perawat. Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Penyayang, melindungi dan menyelamatkan para pejuang kemanusiaan, dan kita semua. Mari kita terus bersatu, berbagi dan berikhtiar bersama melawan Covid-19 ini. Dengan pertolongan Tuhan kita bisa. Indonesia Bisa. *SBY* -- Translation: The corona pandemic crisis that has swept the world, including our country, has brought uncertainty and anxiety into our lives. Griefs and heartaches are everywhere when people they love are passing away. Like the sorrow and darkness that I felt when I lost my soulmate just a moment ago. Through this song that I wrote, "Light in Darkness", I want to share my feelings, passion, and hope. God willing, there is a bright tomorrow. Every cloud has a silver lining. I offer this song to my beloved Indonesian people, especially those who are struggling and fighting on the front lines ~ the patients and the doctors as well as nurses. May the most loving God be merciful, protect and save these fighters of humanity, and all of us. Let us continue to unite, share and endeavor together against Covid-19. With God's help, we can. Yes Indonesia Can. *SBY*

A post shared by Ani Yudhoyono In Memoriam (@aniyudhoyono) on


Kredit Foto: Suara.com
Instagram: @aniyudhoyono

Oleh: Maliah Surip