Selain Indonesia yang mengalami perkembangan pesat di industri filmnya lewat judul-judul seperti Pengabdi Setan, Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak, dan The Night Comes for Us, film-film Malaysia juga sedang berjaya baik di dalam negeri maupun mancanegara. Sebut saja One Two Jaga, Munafik, PASKAL The Movie, dan Police Evo berhasil dikenal oleh masyarakat Indonesia sebagai film-film Malaysia yang mereka gemari.

Tanggal 18 April kemarin, Police Evo yang merupakan sekuel dari film sebelumnya akan kembali datang ke bioskop-bioskop Indonesia. Film yang disutradarai oleh Joel Soh dan Andre Chiew ini disebut memiliki tema yang lebih gelap dibanding film sebelumnya.

Bila kamu suka film-film action seperti Buffalo Boys dan Foxtrot Six, maka itu artinya Police Evo ini tidak boleh kamu lewatkan. Ingin tahu kenapa? Kami punya 5 alasan buat kamu!

1. Cerita yang lebih ‘berat’, namun masih bisa tetap dinikmati



Dibanding film pertamanya, Police Evo punya skenario yang lebih rumit. Hal ini dikarenakan sutradara Joel Soh dan Andre Chiew berniat meningkatkan ketegangan film agar para penonton lebih takut dan cemas terhadap apa yang para tokoh utama hadapi. Namun demikian, ceritanya masih tetap dapat dinikmati secara mulus.

Police Evo menceritakan tentang Inspektor Sani dan Khai, dua polisi yang ditugaskan untuk membebaskan sebuah pulau yang di mana semua penduduknya ditahan oleh ekstremis aliran sesat. Bukan hal yang mudah dalam mengolah tema tersebut dengan hati-hati, namun film ini berhasil memberikan kesan yang mendalam dari awal sampai akhir. Salah satu kutipan dari film ini yang akan membuatmu terpukul setelah menontonnya adalah;

“Kalau aku ahli neraka, kenapa Tuhan takdirkan aku berdiri dan engkau melutut depan aku?”


2. Menawarkan adegan aksi yang luar biasa



Bagi mereka yang sudah menonton Polis Evo 1 dan PASKAL The Movie, pastilah menaruh harapan yang tinggi pada Police Evo ini. Jangan khawatir, karena harapan tinggi tersebut akan terbayar dengan manis saat kamu menyaksikan sinematografi di awal film dan tahu bahwa kamu tidak menyaksikan film yang salah.

Adegan paling ‘keren total’ di film ini adalah saat para pengikut Hasyim a.k.a. Saif, sang jenderal kelompok aliran sesat, menyerang penduduk pulau. Setting yang ditutupi kepungan asap diiringi musik yang penuh suspense pasti akan mengingatkan kamu dengan film-film seperti Olympus Has Fallen.

Penyuntingan film pun sangat baik, meskipun pergantian frame per frame sangat cepat namun tidak membuat kepala menjadi pusing. Terlebih, adegan konfrontasi antara Pasukan UKAP (Unit Khas Polis) dengan para teroris menjadi highlight yang pasti akan membuat kamu tegang setengah mati di dalam bioskop.

3. Musuh utama yang menyeramkan



Cerita bertema terorisme bukanlah sesuatu yang baru di industri film mancanegara. Namun Police Evo kembali menawarkan hal istimewa di balik tema yang sudah sering digarap ini. Hafsyam, sang pemimpin kelompok ajaran sesat Al-Minas yang diperankan oleh Hasnul Rahmat, mempunyai watak yang benar-benar menggeramkan.

Kalau diibaratkan, Hafsyam ini semenyebalkan Norman Stansfield di film Leon: The Professional. Pujian patut diberikan kepada Hasnul yang mampu memerankan karakter Hafsyam dengan suara dan kelakuan yang gampang membuat para penonton ‘naik darah’.

4. Duet ‘buddy cop’ menggemaskan dari Zizan Razak dan Shaheizy Sam



Banyak penonton Malaysia yang mengklaim bahwa chemistry Zizan Razak dan Shaheizy Sam di film ini merupakan salah satu yang paling ikonik. Mulai dari adegan-adegan aksi ‘badass’ mereka memberantas para ekstremis sampai komedi yang tercipta saat mereka berdialog dan berlaga, semuanya pasti mampu menarik hati dan mempermainkan emosi para penonton.

Kurang lebih seperti duet polisi Mike & Marcus di film buddy cop Bad Boys. Tegang, seru, namun lucu sekaligus.

5. Penuh dengan pesan penting yang tersirat



Bila kebanyakan film aksi hanya berisikan adegan tembak-tembakan, kekerasan, serta machoisme yang kosong, Police Evo memiliki banyak underlying message di dalamnya. Sebut saja seperti pesan keagamaan yang disiratkan di awal film bahwa seberapa genting persoalan yang harus diurus, ibadah haruslah tetap diutamakan, apalagi jika kamu seorang polisi yang seharusnya menjadi contoh baik bagi masyarakat sekitar.

Tidak hanya itu, pilihan yang harus diambil oleh para polisi untuk mengorbankan antara nyawa mereka sendiri atau para penduduk sipil akan membuat kita merenungkan tentang dilema moral.

Apa yang dikatakan Zizan kepada Mat Dan sebelum akhir film juga dijamin membuat kita berpikir tentang seberapa sulitnya menjadi anggota polisi yang harus melindungi nasib rakyat banyak.

Kredit Foto: Astro Shaw

Oleh: Tommy Pranama