Kabar penangkapan musisi Ananda Badudu pada Jumat (27/9/2019) pagi tidak hanya menjadi trending di Twitter, namun menumbuhkan banyak kepedulian dari segenap lapisan masyarakat Indonesia.

Salah satu yang merasa penangkapan Ananda yang juga mantan jurnalis di Tempo itu sebagai sebuah kejahatan adalah sastrawan Puthut EA.

Lewat cuitannya di Twitter, Puthut EA menuliskan sebuah puisi terkait sejumlah peristiwa yang terjadi belakangan termasuk kasus penangkapan Ananda.

Puisi tersebut berjudul Pesan Sederhana Untuk Ibuku disertai tagar #BebaskanAnandaBadudu.

Berikut puisi yang ditulis Puthut:

Hari ini, Ibu. Kudengar tiga mahasiswa mati ditembus peluru.
Hari ini, Ibu. Kudengar, banyak anggota medis dituduh membawa pentungan dan batu.
Hari ini, Ibu. Seorang jurnalis yang rajin membela rakyat dan mahasiswa ditangkap.

Besok, Ibu. Aku akan kembali keluar rumah. Bukan untuk sekolah dan kuliah. Aku akan berkumpul bersama teman-temanku.

Besok, Ibu. Juga mungkin lusa. Atau seterusnya. Kami akan kembali menggelar rapat massa.

Aku hanya meminta doamu. Sebelum berangkat, akan kucium kakimu. Belailah rambutku. Negara ini sudah tak bisa lagi membuatku damai dan bahagia.

Bentengilah aku dan kawan-kawanku dengan doamu. Doa yang akan menembus langit. Agar cepat bangsa ini pulih dari rasa sakit.

Selain itu ia sempat mempertanyakan jika saat ditangkap polisi di waktu yang sangat Subuh, adakah dirinya didampingi lawyer.

Sebelumnya, Ananda mengumumkan dirinya dijemput polisi terkait langkahnya menghimpun dana melalui platform Kita Bisa yang ditujukan untuk sejumlah aksi mahasiswa di gedung DPR.

"Saya dijemput Polda karena mentransfer sejumlah dana pada mahasiswa," tulis Ananda Badudu di akun Twitter pribadinya, Jumat (27/9) subuh.




Twitter: @puthutea

Oleh: Maliah Surip