Solois tampan, Afgan Syahreza akhirnya menuntaskan konser berjudul Dekade. Konser yang harusnya digelar setahun lalu, terbayar lunas di Istora Senayan, Jakarta, Jumat (9/8).

Rasa penasaran itu pun kini membekas disanubari Afgan dan tentunya bagi lebih dari 5000 pasang mata yang hadir malam itu. Dan tiket berbandrol 450 ribu hingga 3 juta rupiah, cukup worth it dengan pertunjukan berdurasi 2 jam lebih ini.

Sejumlah moment seru, tertangkap mata dan layak untuk disesalkan kalo malam itu gak terlibat didalamnya. Karena setelahnya, Afgan akan vakum dari skena musik tanah air, untuk beberapa waktu kedepan.


Audio visual yang cakep!

Jelas ini menjadi fokus pertama kali ketika instrumen menggema, visual mulai menyala dan Afgan muncul dari balik panggung. Asiknya, semua langsung memukau. Giant screen bergerak mengikuti alur rundown, seluruh tata cahaya tak lebih tak kurang, mata dimanjakan. Stage dibuat berundak dan terbuka, agar setiap sudut penonton tetap bisa menikmati setiap pergerakan sang vokalis. Keren!


Tata panggung menarik

Jarang sekali konser tunggal, event lokal pula, panggung dibuat secara serius. Tapi di konser Afgan justru sebaliknya. Panggung membentuk huruf ‘Z’ plus ‘lidah’ sekitar 5 meter, membuat konser makin unik, menarik dan tetap intim. Koreo jadi lebih variatif, blocking nya pun enak buat dilihat.

Repertoire pilihan yang Fresh

Ada 32 lagu yang dipersiapkan oleh Afgan. Ada beberapa trek cover version, juga aransemen segar di sejumlah lagu hits miliknya. Semua dibuat dengan amat baik serta komposisi yang pas demi menyesuaikan event akbar ini.

Kolaborator yang pas



Desas desus siapa saja musisi yang akan berkaborasi udah bukan rahasia lagi tentunya. Tapi dilagu apa mereka akan muncul tentu menjadi penampilan yang ditunggu. Marion Jola sanggup meladeni vokal Afgan dengan sangat baik. Dipha Barus berhasil meracik 3 lagu dengan apik.

Serta trio AIR, yang hanya diwakili Afgan-Rendy Pandugo. Isyana Sarasvati dimunculkan di giant screen tetap jadi konten yang seru.

Komunikasi sederhana nan cerdas

Membangun komunikasi yang baik dengan audience nya jelas jadi kunci. Speech pembuka Afgan, semacam pelega dari rasa waswas sebelum konser. “Terima kasih ocha, kalo gak ada dia aku yang pusing,” kata Afgan, yang langsung disambut gegap gempita afganisme.

Sejumlah penghormatan terhadap tamu-tamu undangan dengan menyebutnya, mencerutakan bagaimana kronologi konser ini terjadi hingga rencana perpisahannya menjadi komunikasi yang kayaknya sederhana, tapi cerdas. Dan Afgan melakukan itu di beberapa part. Kamu ‘sadis’ Afgan...

Surreal moment. I wanna thank my fans who’s been there for me since day 1. I wouldn’t be here if it weren’t for you. I love you. #KonserDekadeAfgan #DekadeJKT

A post shared by Afgan (@afgansyah.reza) on


Foto: Ryks

Oleh: Ryks